Dr.(H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T
terkadang ditulis Tri Risma Harini, atau yang akrab disapa Risma (lahir di
Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961 adalah Wali Kota Surabaya yang menjabat
sejak 17 Februari 2016. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai wali kota
Surabaya pada 28 September 2010 hingga 28 September 2015. Risma adalah wanita
pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah. Risma juga
tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui
pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi Indonesia di era reformasi
dan merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang berulang kali
masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia
Beberapa Pencapaian Tri Rismaharini:
Pertumbuhan ekonomi tertinggi ke 2 nasional
Tidak hanya
dalam sektor pelayanan publik saja, dalam sektor lain Risma juga menunjukkan
sepak terjangnya dalam melakukan gaya kepemimpinan transformatif dari sektor
ekonomi, saat ini Surabaya sebagai kota terbesar nomor dua di Indonesia telah
menjadi kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi dari rata – rata
nasional yakni 7,6 persen, disamping juga mempunyai peningkatan kualitas hidup
manusia
Menutup lokalisasi Gang Dolly
Penutupan lokalisasi Gang Dolly
barangkali merupakan salah satu program kerja Risma yang terberat. Bagaimana
tidak, Gang Dolly sudah lama terkenal dengan status sabagai tempat prositusi
terbesar se-Asia Tenggara. Saat proses penutupan pun, Risma beserta aparat
kepolisian dihadang oleh warga yang menolak penutupan lokalisasi Dolly ini.
Tetapi niat Risma tidak pernah padam dan Gang Dolly resmi ditutup pada bulan
Juni 2014. Kini bisnis esek-esek yang lekat dengan Gang Dolly sudah tidak ada
lagi.
Kota Surabaya meraih empat kali Piala Adipura
berturut-turut
Kota
Surabaya berhasil meraih empak kali Piala Adipura berutur-turut, yaitu pada
tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 untuk kategori kota metropolitan. Piala
Adipura diberikan bagi kota-kota di Indonesia yang berhasil menjaga kebersihan
dan pengelolaan lingkungan perkotaan. Bukan hal yang mudah bagi Surabaya meraih
penghargaan ini berturut-turut. Surabaya harus bersaing dengan seluruh kota
se-Indonesia yang sama-sama hebat dalam menjaga kebersihan dan tata kelola
lingkungan perkotaan.
Surabaya menjadi kota yang jauh lebih bersih
Saat awal menjabat sebagai walikota
Surabaya, Risma menjumpai kondisi kota Surabaya saat itu sangat kotor, banyak
sampah, dan nyamuk. Melihat kondisi tersebut, Risma lalu berkomitmen untuk
mengubah Surabaya menjadi kota yang lebih bersih. Cara yang dilakukan beragam,
mulai dari dibangunya bank sampah perkampungan hingga membersihkan saluran air
yang terhambat tumpukan sampah. Hasilnya, perlahan-lahan kampung dan kota
menjadi bersih dan bebas dari sampah
Beberapa titik banjir di Surabaya sudah mulai
berkurang
Untuk mencegah banjir yang kerap
terjadi di beberapa titik kota Surabaya, Risma mengubah sebagian besar lahan
kosong di Surabaya menjadi ruang terbuka hijau yang mampu menjadi resapan air
ketika hujan turun. Penanganan Risma akan masalah banjir memang tidak
main-main. Sebagai contoh, Risma rela turun langsung ke jalan membantu warga
kerja bakti membersihkan saluran air dan sungai.
Taman publik tersedia hampir di seluruh penjuru
kota Surabaya
Kini taman publik hampir bisa ditemui
di seluruh wilayah Surabaya. Hal ini tidak lepas dengan tujuan Risma untuk
membuat Surabaya menjadi kota yang lebih bersih dan hijau. Taman publik dibuat
sedemikian rupa agar menarik warga Surabaya untuk berkunjung dan berwisata ke
taman-taman tersebut. Fasilitas yang disediakan di taman publik cukup beragam,
diantaranya fasilitas free wifi, permainan anak-anak, fasilitas
olahraga, dsb. Hasilnya salah satu dari taman publik, yaitu taman Bungkul,
berhasil meraih penghargaan sebagai taman terbaik di Asia oleh PBB
Sumber: